ANALISIS PENDAPATAN
NASIONAL UNTUK PEREKONOMIAN TERTUTUP SEDERHANA DAN PERTUMBUHAN EKONOMI
SISTEM INFORMASI
TEORI ORGANISASI UMUM 2
Nama NPM
Ahmad
Yusuf 10111460
Chaedar
Ammar 11111600
Eko
Ferdiansyah
12111379
Indah
Novita Sari 13111564
Lina
Yulianti
14111104
Muhammad
Shandy Toshio 14111980
Rahmat
Setiadi 18111366
Risma 16111280
Kelas : 2KA06
FAKULTAS ILMU KOMPUTER
& TEKNOLOGI INFORMASI
UNIVERSITAS GUNADARMA
2013
KATA PENGANTAR
Puji
syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah melancarkan
kegiatan kami dalam menyusun makalah ini, untuk memenuhi tugas dalam mata
kuliah Teori Organisasi Umum dengan pokok bahasan Struktur Pasar yang bertujuan
untuk memberikan informasi yang bermanfaat bagi pembaca.
Dalam
penyusunan makalah ini, tidak sedikit hambatan yang penyusun hadapi, namun
dengan semangat dan dibantu semua pihak akhirnya penyusunan makalah ini
terselesaikan. Penyusun sangat menyadari bahwa penyusunan makalah ini masih
jauh dari sempurna, sehingga kritik dan sarannya yang membangun sangat kami
harapkan agar dapat berbuat lebih baik lagi dimasa yang akan datang.
Semoga
makalah ini dapat bermanfaat bagi penyusun khususnya dan dapat memberikan
manfaat bagi pembaca pada umumnya.
Depok,
19 Maret 2013
DAFTAR
ISI
BAB I
PENDAHULUAN
BAB
II TINJAUAN TEORI
1.1
Pengertian
Pendapatan Nasional................................................................................... 1
1.2
Pengertian
Perekonomian Tertutup Sederhana.............................................................. 1
1.3
Pengertian
Pertumbuhan Ekonomi................................................................................ 1
1.4 Pengertian
Analisis Pendapatan Nasional Dengan Perekonomian Tertutup Sederhana Dua
Sektor............................................................................................................................ .2
1.5
Pengertian
Inflasi .......................................................................................................... 2
BAB
III METODOLOGI
2.1 Model analisis dengan variabel investasi
tabungan........................................................ 3
2.2
Hubungan antara pertumbuhan ekonomi, inflasi dan pengangguran............................. 4
BAB
IV STUDI
KASUS
3.1
Contoh Kasus yang terjadi............................................................................................ 7
BAB
V PEMBAHASAN
BAB I PENDAHULUAN
Assalamu’alaikum
Wr.Wb
Kami dari kelompok 5
ingin menyampaikan makalah kami tentang “Analisis Pendapatan Nasional untuk
Perekonomian tertutup Sederhana dan Pertumbuhan Ekonomi”. Manusia adalah
makhluk yang selalu ingin memenuhi suatu kebutuhannya, dan untuk memenuhi
kebutuhan tersebut dibutuhkan
suatu uang. Uang
itu diperoleh dengan bekerja setelah
bekerja kita mendapatkan sebuah penghasilan, setiap penghasilan yang diterima
oleh setiap orang merupakan sebuah pendapatan, pendapatan seseorang dari suatu
negara akan dihitung dalam suatu pendapatan nasional.
BAB II TINJAUAN TEORI
A.
Pengertian
Pendapatan Nasional
Pendapatan
Nasional dapat didefinisikan tiga cara, yaitu:
-
Nilai seluruh produk (barang
dan jasa) yang diproduksi dalam suatu Negara selama satu periode tertentu.
-
Jumlah pendapatan yang
diterima oleh seluruh factor produksi dalam suatu Negara selama satu periode
tertentu.
-
Jumlah pengeluaran
untuk membeli barang dan jasa yang diproduksi dalam suatu Negara selama satu
periode tertentu.
B.
Pengertian Perekonomian tertutup
sederhana
Perekonomian
tertutup sederhana merupakan perekonomian yang tidak adanya hubungan dengan
Negara lain dan tidak adanya campur tangan pemerintah, baik berupa pungutan
pajak, pembayaran transfer pemerintah ataupun yang berbentuk pengeluaran
konsumsi. Dalam perekonomian tertutup sederhana ini pengeluaran masyarakat
seluruhnya pada tiap satuan waktu, biasanya dalam setahun, dan akan terdiri
dari pengeluaran untuk konsumsi rumah tangga dan pengeluaran untuk investasi.
C.
Pengertian Pertumbuhan ekonomi
Pertumbuhan
ekonomi adalah proses dimana terjadi kenaikan pendapatan nasional. Definisi
pertumbuhan ekonomi yang lain adalah bahwa pertumbuhan ekonomi terjadi bila ada
kenaikan output perkapita. Pertumbuhan ekonomi menggambarkan kenaikan taraf
hidup diukur dengan output riil per orang.
D.
Pengertian analisis pendapatan nasional
dengan perekonomian tertutup sederhana dua sektor
Pendapatan
Nasional dengan Perekonomian Tertutup Sederhana Dua Sektor adalah Produk
Nasional Neto dikurangi pajak tak langsung ditambah subsidi. Jumlah inilah yang
diterima faktor produksi yang dimiliki penduduk suatu negara. Pendapatan
Nasional dengan Perekonomian Tertutup Sederhana Dua Sektor merupakan
penjumlahan dari lima hal , yaitu
a. Upah atau gaji yang diterima buruh atau karyawan
b. Pendapatan dari seseorang yang melakukan bisnis individu (bukan perusahaan)
c. Keuntungan perusahaan
d. Pendapatan bunga selisih dari perusahaan
e. Pendapatan sewa
E. Pengertian Inflasi
Inflasi
adalah suatu proses meningkatnya harga-harga secara umum dan terus-menerus
(kontinu) berkaitan dengan mekanisme pasar yang dapat disebabkan oleh berbagai
faktor, antara lain, konsumsi masyarakat yang meningkat, berlebih-nya
likuiditas di pasar yang memicu konsumsi atau bahkan spekulasi, sampai termasuk
juga akibat adanya ketidaklancaran distribusi barang. Dengan kata lain, inflasi
juga merupakan proses menurunnya nilai mata uang secara kontinu. Inflasi adalah
proses dari suatu peristiwa, bukan tinggi-rendahnya tingkat harga. Artinya,
tingkat harga yang dianggap tinggi belum tentu menunjukkan inflasi.
Inflasi
adalah indikator untuk melihat tingkat perubahan, dan dianggap terjadi jika
proses kenaikan harga berlangsung secara terus-menerus dan saling
pengaruh-memengaruhi. Istilah inflasi juga digunakan untuk mengartikan
peningkatan persediaan uang yang kadangkala dilihat sebagai penyebab
meningkatnya harga. Ada banyak cara untuk mengukur tingkat inflasi, dua yang
paling sering digunakan adalah CPI dan GDP Deflator.
Pengangguran atau tuna karya adalah
istilah untuk orang yang tidak bekerja sama sekali, sedang mencari kerja,
bekerja kurang dari dua hari selama seminggu, atau seseorang yang sedang
berusaha mendapatkan pekerjaan yang layak. Pengangguran umumnya disebabkan
karena jumlah angkatan kerja atau para pencari kerja tidak sebanding dengan
jumlah lapangan kerja yang ada yang mampu menyerap-nya. Pengangguran seringkali
menjadi masalah dalam perekonomian karena dengan adanya pengangguran,
produktivitas dan pendapatan masyarakat akan berkurang sehingga dapat
menyebabkan timbulnya kemiskinan dan masalah-masalah sosial lainnya.
Kelangkaan
produksi dan/atau juga termasuk adanya kelangkaan distribusi, walau permintaan
secara umum tidak ada perubahan yang meningkat secara signifikan dapat menimbulkan
inflasi. Hal itu merupakan kekurang efektifan dari pertumbuhan ekonomi.
Sehingga secara tidak langsung besar kemungkinan terjadinya pengangguran. Jadi
pertumbuhan ekonomi yang sedikit dapat menyebabkan terjadinya inflasi, dan
akibat dari inflasi itu sendiri adalah pengangguran di mana-mana.
BAB
III METODOLOGI
Model analisis dengan variabel investasi tabungan.
Model Analisis dengan variabel
investasi tabungan adalah pengeluaran yang akan digunakan untuk memproduksi barang dan jasa
yang lebih banyak lagi , atau dengan kata lain merupakan pengeluaran yang
ditambahkan kepada komponen-komponen barang modal .Tujuan dari pelaksanaan
model analisis dengan variabel investasi tabungan ini adalah mencari keuntungan
di kemudian hari melalui pengoperasiaan mesin dan pabrik .
Analisis keuangan pemerintah biasanya mencakup
4 aspek sebagai berikut, yaitu :
1. Operasi
keuangan pemerintah dalam hubungan dengan defisit / surplus anggaran dansumber-sumber
pembiayaannya;
2. Dampak operasi keuangan pemerintah terhadap
kegiatan sektor riil melalui pengaruhnyaterhadap Pengeluaran Konsumsi
dan Pembentukan Modal Tetap Domestik Bruto (PMTDB)pemerintah;
3. Dampak rupiah operasi keuangan pemerintah atau
pengaruh operasi keuangan pemerintahterhadap ekspansi bersih pada jumlah
uang yang beredar;
4. Dampak Valuta Asing operasi keuangan pemerintah
atau pengaruh operasi keuanganpemerintah terhadap aliran devisa masuk
bersih.
· Hubungan antara pertumbuhan
ekonomi, inflasi dan pengangguran
Salah Satu masalah jangka pendek
dalam ekonomi yaitu inflasi, pengangguran dan neracapembayaran. Inflasi (inflation)
adalah gejala yang menunjukkan kenaikan tingkat harga umum yang berlangsung
terus menerus.
Ada tiga jenis inflasi yaitu :
1) Inflasi tarikan permintaan
(demand-pull inflation)
Inflasi yang disebabkan karena adanya kenaikan
permintaan agregat yang sangat besar dibandingkan dengan jumlah barang dan jasa
yang ditawarkan. Inflasi tarikan permintaan biasanya berlaku pada saat
perekonomian mencapai tingkat penggunaan tenaga kerja penuh dan pertumbuhan
ekonomi berjalan dengan pesat (full employment and full capacity).
2) Inflasi desakan biaya (cost-push
inflation)
Inflasi yang terjadi sebagai akibat dari adanya
kenaikan biaya produksi yang pesat dibandingkan dengan tingkat produktivitas
dan efisiensi, sehingga perusahaan mengurangi supply barang dan jasa.
3) Inflasi karena pengaruh impor
(imported inflation).
Inflasi yang terjadi karena naiknya
harga barang di negara-negara asal barang itu, sehingga terjadi kenaikan harga
umum di dalam negeri.
Pengangguran, Inflasi dan
Pertumbuhan Ekonomi di Indonesia
Tingkat inflasi yang terjadi dalam
suatu negara merupakan salah satu ukuran untuk mengukur baik buruknya masalah
ekonomi yang dihadapi suatu negara. Bagi negara yang perekonomiannya baik,
tingkat inflasi yang terjadi berkisar antara 2 sampai 4 persen per tahun.
Tingkat inflasi yang berkisar antara 2 sampai 4 persen dikatakan tingkat
inflasi yang rendah. Selanjut tingkat inflasi yang berkisar antara 7 sampai 10
persen dikatakan inflasi yang tinggi.
Didasarkan pada fakta itulah A.W.
Phillips mengamati hubungan antara tingkat inflasi dan tingkat pengangguran.
Dari hasil pengamatannya, ternyata ada hubungan yang erat antara inflasi dengan
tingkat pengangguran, dalam arti jika inflasi tinggi, maka pengangguran akan
rendah. Hasil pengamatan Phillips ini dikenal dengan kurva Phillip.
Kurva Phillip
Masalah utama dan mendasar dalam
ketenagakerjaan di Indonesia adalah masalah upah yang rendah dan tingkat
pengangguran yang tinggi. Hal tersebut disebabkan karena, pertambahan tenaga
kerja baru jauh lebih besar dibandingkan dengan pertumbuhan lapangan kerja yang
dapat disediakan setiap tahunnya. Pertumbuhan tenaga kerja yang lebih besar
dibandingkan dengan ketersediaan lapangan kerja menimbulkan pengangguran yang
tinggi. Pengangguran merupakan salah satu masalah utama dalam jangka pendek
yang selalu dihadapi setiap negara. Karena itu, setiap perekonomian dan negara
pasti menghadapi masalah pengangguran, yaitu pengangguran alamiah (natural rate
of unemployment).
Untuk menggambarkan kurva Phillips
di Indonesia digunakan data tingkat inflasi tahunan dan tingkat pengangguran
yang ada. Data digunakan adalah data dari tahun 1980 hingga tahun 2005.
Berdasarkan hasil pengamatan dengan data yang ada, maka kurva Phillips untuk
Indonesia terlihat seperti gambar berikut :
Kurva Phillips untuk Indonesia
A.W. Phillips menggambarkan
bagaimana sebaran hubungan antara inflasi dengan tingkat pengangguran
didasarkan pada asumsi bahwa inflasi merupakan cerminan dari adanya kenaikan
permintaan agregat. Dengan naiknya permintaan agre-gat, maka sesuai dengan
teori permintaan, jika permintaan naik maka harga akan naik. Dengan tingginya
harga (inflasi) maka untuk memenuhi permintaan tersebut produsen meningkatkan
kapasitas produksinya dengan menambah tenaga kerja (tenaga kerja merupakan
satu-satunya input yang dapat meningkatkan output). Akibat dari peningkatan
permintaan tenaga kerja maka dengan naiknya harga-harga (inflasi) maka,
pengangguran berkurang. Menggunakan pendekatan A.W.Phillips dengan
menghubungkan antara pengangguran dengan tingkat inflasi untuk kasus Indonesia
kurang tepat. Hal ini didasarkan pada hasil analisis tingkat pengangguran dan
inflasi di Indonesia dari tahun 1980 hingga 2005, ternyata secara statistik
maupun grafis tidak ada pengaruh yang signifikan antara inflasi dengan tingkat
pengangguran.
Tingkat inflasi yang terjadi dalam suatu negara
merupakan salah satu ukuran untuk mengukur baik buruknya masalah ekonomi yang
dihadapi suatu negara. Bagi negara yang perekonomiannya baik, tingkat inflasi
yang terjadi berkisar antara 2 sampai 4 persen per tahun. Tingkat inflasi yang
berkisar antara 2 sampai 4 persen dikatakan tingkat inflasi yang rendah.
Selanjut tingkat inflasi yang berkisar antara 7 sampai 10 persen dikatakan
inflasi yang tinggi.
secara statistik maupun grafis tidak ada pengaruh
yang signifikan antara inflasi dengan tingkat pengangguran
Ada banyak cara untuk mengukur tingkat inflasi, dua
yang paling sering digunakan adalah CPI dan GDP Deflator
Pengangguran atau tuna karya adalah istilah untuk orang yang tidak bekerja
sama sekali, sedang mencari kerja, bekerja kurang dari dua hari selama
seminggu, atau seseorang yang sedang berusaha mendapatkan pekerjaan yang layak.
Pengangguran umumnya disebabkan karena jumlah angkatan kerja atau para pencari
kerja tidak sebanding dengan jumlah lapangan kerja yang ada yang mampu
menyerap-nya. Pengangguran seringkali menjadi masalah dalam perekonomian karena
dengan adanya pengangguran, produktivitas dan pendapatan masyarakat akan
berkurang sehingga dapat menyebabkan timbulnya kemiskinan dan masalah-masalah
sosial lainnya.
Kelangkaan produksi dan/atau juga termasuk adanya kelangkaan distribusi,
walau permintaan secara umum tidak ada perubahan yang meningkat secara
signifikan dapat menimbulkan inflasi. Hal itu merupakan kekurang efektifan dari
pertumbuhan ekonomi. Sehingga secara tidak langsung besar kemungkinan
terjadinya pengangguran. Jadi pertumbuhan ekonomi yang sedikit dapat
menyebabkan terjadinya inflasi, dan akibat dari inflasi itu sendiri adalah
pengangguran di mana-mana.
Angka Pengganda
Contoh Angka Pengganda
Pendapatan nasional berubah sebagai
akibat dari perubahan nilai komponen sebagai berikut :
· Investasi
(I)
· Consumsi (C)
· Pengeluaran
Pemerintah (G)
· Ekspor dan Impor (X/M)
Jika pendapatan nasional itu berubah
karena adanya perubahan investasi, maka rumusnya sebagai berikut :
Dimana : k = besarnya multiplier
Y = besarnya perubahan pendapatan
nasional
I = besarnya perubahan investasi
Pendapatan nasional ekuilibrium
rumusnya :
Seorang wirausaha pedagang menjual sebuah
dagangannya kepada seseorang yang membeli barang tersebut, namun si pembeli
tadi menjual barang dagangannya lagi ke temannya, suatu barang dagangan yang
dijual ke pembeli itu disebut dengan pendapatan nasional, dan ketika si pembeli
barang itu menjualnya lagi itu tidak termasuk ke pendapatan nasional
Pertambahan investasi sebesar ∆I
yang berakibat perubahan pendapatan nasional sebesar ∆Y, maka :
Angka pengganda investasi sebagai
berikut :
Contoh :
Fungsi konsumsi : C = 0,75 Y +
20.000.000
Pada periode pertama besarnya
investasi Rp 40.000.000 per tahun dan periode kedua Rp 80.000.000 per tahun
BAB
IV STUDI KASUS
CONTOH
KASUS YANG SEDANG TERJADI
Inflasi dari BBM Turunkan Kesejahteraan 80% Rakyat
JAKARTA - Kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) jenis
premium sebesar 1.500 rupiah menjadi 6.000 rupiah per liter bisa menyulut
tambahan inflasi 3,5 persen dari target inflasi 2012 sebesar 5,6 persen. Hal
itu membuat potensi laju kenaikan harga barang dan jasa tahun ini mencapai 9,1
persen.
Kenaikan harga BBM akan membuat pertumbuhan ekonomi
negatif karena target tahun 2012 mencapai sekitar 6,5 persen. Pertumbuhan
ekonomi yang lebih rendah dari inflasi akan menurunkan kesejahteraan 80-90
persen rakyat yang daya belinya sangat rentan dengan kenaikan harga barang dan
jasa.
Pengamat ekonomi dari Universitas Atmajaya, Jakarta,
Agustinus Prasetyantoko, memperkirakan jika pemerintah jadi menaikkan harga BBM
jenis premium dan solar hingga 1.500 rupiah, infl asi akan menyentuh angka 7-8
persen. Itu artinya, inflasi lebih besar dari pertumbuhan ekonomi tahun ini
yang ditargetkan 6,5 persen.
“Dalam kondisi nega tive growth, daya beli masyarakat
menurun, dan itu
tentunya berimbas pada menurunnya tingkat kesejahteraan
masyarakat, terutama masyarakat kelas menengah ke bawah,” ujar dia, di Jakarta,
Jumat (9/3). Skenario lain menyebutkan tambahan inflasi yang dipicu kenaikan
BBM bisa mencapai 3,5 persen sehingga inflasi menjadi 9,1 persen.
Padahal, lanjut Prasetyantoko, daya beli masyarakat selama
ini menjadi penopang pertumbuhan ekonomi. Produk domestik bruto (PDB) lebih
dari 50 persen disumbang oleh konsumsi domestik. “Untuk itu, butuh mekanisme
fiskal untuk mempertahankan daya beli masyarakat,” jelas dia.
Pengamat ekonomi, Yanuar Rizky, menambahkan kenaikan harga
BBM tidak hanya memukul kelompok masyarakat bawah, tetapi juga kelompok
menengah tengah. Bahkan, sekitar 90 persen masyarakat Indonesia akan menurun
daya belinya. “Kalau kelompok masyarakat bawah yang masuk skema BLT (Bantuan
Langsung Tunai), BBM naik atau tidak, mereka sudah terganggu daya belinya,”
ujar dia.
Yanuar mengakui pertumbuhan ekonomi Indonesia saat ini
cukup tinggi, sekitar 6,5 persen, dari target awal APBN 2012 sebesar 6,7 persen
sebelum diturunkan menjadi 6,5 persen. Akan tetapi, kontribusi pertumbuhan
bukan dari kegiatan ekonomi rakyat, melainkan dari sektor keuangan.
“Taruhlah kombinasi pelaku pasar modal dan perbankan 10
persen. Jadi sebetulnya 90 persen masyarakat rentan terkena dampak kenaikan BBM
ini. Kalau 10 persen sisanya, mereka bisa hidup dari transaksi keuangan,” tegas
dia.
Ia mengingatkan pemerintah semestinya mencermati fakta
bahwa kelompok masyarakat mampu yang lebih tahan dengan dampak inflasi dari
kenaikan harga BBM sebenarnya sangat sedikit dibandingkan total penduduk 240
juta jiwa. “Yang jelas, dampak dari kenaikan harga BBM ini bakal menyebar ke
mana-mana,” jelas Yanuar.
Efisiensi Anggaran
Pengamat ekonomi dari Universitas Indonesia, Aris Yunanto,
menilai pola
yang terjadi di Indonesia selama ini adalah laju inflasi
terdorong oleh pertumbuhan ekonomi. Namun, yang terjadi sekarang adalah inflasi
terjadi lebih dahulu dibanding pertumbuhan.
Aris mengingatkan kebijakan pemerintah menaikkan harga BBM
merupakan pelajaran bagi pengelolaan anggaran. Pertama, dalam perencanaan
anggaran. Kedua, efisiensi belanja pemerintah. Ketiga, pemerintah harus mampu
meningkatkan produksi minyak dan gas dan tengah terus meningkatnya kebutuhan
BBM.
Bahkan, pemerintah kerap memberikan terminologi yang salah
soal subsidi BBM. Faktanya, biaya produksi BBM di Indonesia lebih rendah dari
harga jual sehingga tidak ada unsur subsidinya. Bahkan, harga premium 6.000 per
liter sejatinya setara dengan harga minyak 104 dollar AS per barel.
Dengan demikian, tidak ada lagi subsidi negara. Aris juga
menilai pemerintah tidak berkutik sehingga mengurangi hak rakyat mendapatkan
fasilitas negara, namun memosisikan diri tidak berdaya untuk menekan penambahan
utang. Dalam APBN-P 2012, pembayaran utang pokok dan bunga utang mencapai total
170 triliun rupiah.
Menurut Yanuar, ancaman APBN yang kolaps jika tanpa
menaikkan harga BBM, terjadi akibat desain kebijakan anggaran salah sejak awal.
Pemerintah tidak memiliki manajemen risiko untuk mengatasi gejolak harga minyak
dunia. Karena itu, sangat tidak adil kalau kesalahan pemerintah ini dibebankan
pada rakyat.
BAB
V PEMBAHASAN
Masyarakat menjadi resah jika
pemerintah menaikkan harga BBM. Sebagaimana
telah kita ketahui jika harga BBM naik, maka harga pokok lainnya akan naik pula. Namun,
sudah dijelaskan pada
hakekatnya DPR telah memahami besaran subsidi sekarang ini sudah sampai pada
level pemborosan uang negara untuk belanja yang sia-sia. Realisasi
belanja subsidi BBM dalam APBN pun senantiasa melampaui pagu yang ditetapkan.
Pada APBN-P 2012, realisasi subsidi menyentuh Rp 211,8 triliun. Atau 154,2
persen terhadap pagu Rp 137,3 triliun. Pada APBN 2013, subsidi BBM ditetapkan Rp 193,8 trilun. Pemerintah pun ingin harga premium atau
BBM subsidi dinaikkan secara bertahap Rp 500 per liter tiap triwulan/tiga bulan
sekali. Pemerintah juga berupaya mencari solusi salah satunya dengan rencana konversi
BBM ke bahan bakar gas (BBG). Namun pemerintah sepertinya juga memiliki kendala
dalam perencanaannya tersebut secara teknis dan non teknis. Kendala teknis,
yaitu mulai dari konverter kit yang harus diimpor, penyiapan bengkel hingga
sumber daya manusia.