Senin, 27 Januari 2014

TAJUK RENCANA



                                      Kekhawatiran Lain atas Banjir

    Perhatian atas kehancuran ekologis, termasuk bahaya banjir dengan segala dampaknya, dikhawatirkan akan langsung surut begitu bencana berlalu.
Kekhawatiram itu beralasan lebih-lebih karena kegaduhan, termasuk gugatan dan suara protes, lazim bermunculan ketika terjadi bencana  banjir atau tanah longsor, terus menerjang,tidak mereda, bahkan meningkat. Bencana banjir yang menerjang berbagai tempat indonesia dalam beberapa hari terakhir memperlihatkan kehancuran ekologis,yang perlu ditangani secara serius.
Bencana ekologis, seperti terjangan banjir dan tanah longsor,termasuk tantangan yang dapat diantisipasi. Tidak seperti letusan gunung api,gempa tektonik dan tsunami yang sulit di prediksi,bahaya banjir tergolong dapat diantisipasi,bahkan dapat di cegah. Namun, upaya mengatasi bahaya banjir sebagai prioritas tidak begitu kentara.
Banyak lokasi tangkapan air berubah fungsi menjadi gedung karena proses perizinan yang di berikan atas godaan kepentingan sesaat, tanpa mempertimbangkan dampak buruk jangka panjang. Persoalan sktruktural ini diperburuk oleh persoalan kultural. Secara kultural, misalnya, masyarakat indonesia umumnya mengenal istilah membuang sampah ketimbang mengolah sampah.
Atas dasar itu, perlu didorong gerakan untuk mengubah kebiasaan membuang menjadi mengelola sampah untuk lingkungan yang lebih bersih,sehat,aman dan nyaman. Seluruh lapisan masyarakat perlu dididik tentang pentingnya mengelola sampah. Tidak mencemari sungai dan alam sekitar dengan sampah.

Sumber : kompas

Tidak ada komentar:

Posting Komentar