Kekhawatiran
Lain atas Banjir
Perhatian atas kehancuran ekologis, termasuk bahaya banjir
dengan segala dampaknya, dikhawatirkan akan langsung surut begitu bencana
berlalu.
Kekhawatiram itu beralasan
lebih-lebih karena kegaduhan, termasuk gugatan dan suara protes, lazim
bermunculan ketika terjadi bencana
banjir atau tanah longsor, terus menerjang,tidak mereda, bahkan
meningkat. Bencana banjir yang menerjang berbagai tempat indonesia dalam
beberapa hari terakhir memperlihatkan kehancuran ekologis,yang perlu ditangani
secara serius.
Bencana ekologis, seperti terjangan
banjir dan tanah longsor,termasuk tantangan yang dapat diantisipasi. Tidak
seperti letusan gunung api,gempa tektonik dan tsunami yang sulit di
prediksi,bahaya banjir tergolong dapat diantisipasi,bahkan dapat di cegah.
Namun, upaya mengatasi bahaya banjir sebagai prioritas tidak begitu kentara.
Banyak lokasi tangkapan air berubah
fungsi menjadi gedung karena proses perizinan yang di berikan atas godaan
kepentingan sesaat, tanpa mempertimbangkan dampak buruk jangka panjang.
Persoalan sktruktural ini diperburuk oleh persoalan kultural. Secara kultural,
misalnya, masyarakat indonesia umumnya mengenal istilah membuang sampah
ketimbang mengolah sampah.
Atas dasar itu, perlu didorong gerakan
untuk mengubah kebiasaan membuang menjadi mengelola sampah untuk lingkungan
yang lebih bersih,sehat,aman dan nyaman. Seluruh lapisan masyarakat perlu
dididik tentang pentingnya mengelola sampah. Tidak mencemari sungai dan alam
sekitar dengan sampah.
Sumber : kompas
Tidak ada komentar:
Posting Komentar