Jumat, 27 Juni 2014

Golongan Darah

                                                                                                              Golongan Darah

Golongan darah adalah pengelompokan darah berdasarkan keadaan antigen dalam darah seseorang. Antigen ini merupakan zat yang terkandung dalam sel darah merah. Setiap golongan darah memiliki ciri khusus sehubungan dengan perbedaan jenis karbohidrat dan protein pada permukaan sel darah merah tersebut. Ilmuwan pertama yang berhasil mengelompokan golongan darah adalah seorang Karl Landsteiner. Karl Landsteiner yang berkebangsaan Austria ini kemudian menerima penghargaan Nobel atas prestasinya dalam penggolongan darah  pada 1909. Beliau menggolongkan darah dalam  tiga golongan besar, yakni A,B, dan O. Selanjutnya rekan beliau Alferd Von Decastello dan Andriano Sturli menemukan adanya golongan darah AB yang memiliki antigen A dan B secara bersamaan.
Selain penggolongan darah sistem ABO di kenal juga penggolongan darah sistem Rhesus. Rh atau Rhesus ini disebut sebagai rhesus faktor yang di temukan  oleh Landsteiner dan Weiner pada tahun 1940. Waktu itu mereka melakukan penelitan dengan obyek seekor kera jenis rhesus, inilah yang membuat hasilnya dinamakan sistem rhesus.

1. Golongan Darah A

            Di dalam golongan darah A terkandung antigen A dan antibodi β yang bersifat menggumpalkan antigen B, Dari fakta ini, pemilik golongan darah A hanya dapat menerima golongan darah lain yang memiliki antigen sama (golongan darah A) atau tidak memiliki antigen (golongan darah O) serta menolak golongan darah yang mengandung antigen B (golongan darah B dan AB). Proses penolakan ini di tunjukan dengan adanya proses penggumpalan darah (aglutinasi) yang dapat berdampak fatal bagi reseptor darah (pemilik golongan darah A). Sebenernya, terjadinya penggumpalan darah (algutinas). Pada golongan darah A tidak hanya disebabkan oleh masuknya darah A tidak hanya disebabkan oleh masuknya darah yang mengandung antigen B tetapi juga dapat dipicu faktor lain seperti virus, bakteri maupun makanan.

2. Golongan Darah B

            Golongan darah B adalah golongan darah yang memiliki antigen B pada permukaan sel darah merahnya dan menghasilkan antibodi terhadapa antigen A dalam serum darahnya. Dapat pula dikatakan bahwa golongan darah B adalah golongan darah yang mempunyai aglutinogen B dan aglutinin alpha pada sel darah merahnya. Orang yang mempunyai golongan darah B hanya dapat menjadi donor bagi orang yang bergolongan darah B dan AB atau menjadi resipien dari orang yang bergolongan darah bergolongan B atau O saja. Orang yang bergolongan darah B tidak bisa menjadi donor bagi orang yang bergolongan A dan O karena akan mengakibatkan penggumpalan darah pada darah resipien. Begitu juga sebaliknya, orang yang bergolongan darah B tidak bisa menjadi resipien dari orang yang bergolongan darah A.

  3. Golongan Darah AB

            Golongan darah AB merupakan perpaduan antara golongan darah A dan B. Pemilik golongan darah AB memiliki sel darah merah dengan antigen A dan B, serta tidak menghasilkan antibodi terhadap A maupun B. Kondisi tersebut mengakibatkan , orang yang golongan darah AB-Positif dapat menerima darah dari orang dengan golongan darah ABO apapun dan disebut resipien universal. Namun, orang dengan golongan darah AB-positif tidak dapat mendonorkan darah kecuali pada sesama AB-positif. Golongam darah AB lebih stabil dari golongan darah lainnya karena memiliki sebagian besar keuntungan dan intoleransi dari golongan darah A dan B. Sejauh ini golongan darah AB merupakan golongan darah yang masih sedikit dan sulit untuk dijumpai dibandingkan dengan golongan darah lainnya.

4. Golongan Darah O
           
            Golongan darah O merupakan jenis golongan darah yang paling umum dan jumlahnya paling banyak dijumpai daripada golongan darah lain. Orang dengan golongan darah O memiliki sel darah tanpa antigen, tapi memproduksi antibodi dari antigen A dan antigen B. Orang yang bergolongan darah O dapat mendonorkan darahnya kepada orang yang bergolongan darah A,B, AB, dan O sehingga mereka disebut donor universal. Namun, orang yang bergolongan darah O hanya dapat menjadi resipien(penerima) dari golongan darah O. Dengan demikian , jika orang yang bergolongan darah A, darah orang bergolongan darah O tersebut akan mengalami penggumpalan (aglutinasi), begitu pula jika mendapat transfusi dari golongan darah O. Hal ini terjadi karena golongan darah O tidak mempunyai aglutinogen A maupun aglutinogen B. Oleh karena itu, orang yang bergolongan darah O tidak bisa menjadi resipien dari golongan darah yang lain,melainkan harus dari orang yang bergolongan darah O juga.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar